TENAGA
ENDOGEN DAN EKSOGEN
A. PENDAHULUAN
Bentuk permukaan bumi
bersifat dinamis artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan
perubahan. Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian
lain terdapat bentuk permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang rendah/landai.
Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief.
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan
padat. Tebal umumnya 20-50 km di bawah benua, 10-12 km di bawah samudra.
Secara
garis besar batuan pembentuk litosfer dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
- Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya homogen, kompak,
tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
- Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk karena adanya proses pengendapan. Butiran batuan sedimen berasal
dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan, lewat air ataupun angin.
- Batuan metamorf adalah batuan yang
telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi, sehingga
berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perubahannya antara lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh tenaga
alami yaitu tenaga endogen dan eksogen. Tenaga endogen meliputi vulkanisme
(aktivitas gunung api), tektonisme (aktivitas gerakan lapisan bumi), dan gempa,
sedangkan tenaga eksogen meliputi kekuatan angin, air, dan gletser.
B. TENAGA ENDOGEN
Tenaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen
adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar
lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
Berdasarkan luas dan
waktu terjadinya, gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kerak
bumi yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi
daerah yang luas. Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar Hindia.
Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
·
Epirogentik positif,
yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya permukaan air laut yang
naik. Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku
dari pulau-pulau barat daya sampai ke pulau Banda).
·
Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga
kelihatannya permukaan air yang turun. Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau
Timor.
Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan pegunungan. Proses
orogenesis meliputi luas areal yang relatif sempit dan salam waktu yang relatif
singkat, dibandingkan epirogenesis.
Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di
kulit bumi, yang mengakibatkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya
letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
1.
Proses Lipatan
Proses lipatan (Folded process), yaitu suatu bentuk kulit bumi
berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang
arahnya mendatar dari dua arah berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di
sekitarnya terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) serta lembah
lipatan (sinklin). Fenomena ini dapat kamu saksikan apabila melewati jalan yang
menerobos dua bukit, maka nampak pada sisi kiri kanan jalan singkapan kerak
bumi berupa lapisan bergelombang, ada bagian yang naik dan ada pula yang turun.
Itulah salah satu gejala lipatan.
Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan beberapa
lembah lipatan disebutsinklinorium. Ada beberapa
macam jenis lipatan yang dikenal yaitu :
·
Lipatan tegak, dihasilkan dua arah mendatar disertai kekuatan
dan arah gerakan sama.
·
Lipatan miring, diakibatkan gaya tangensial satu dan yang lain.
Ditunjukkan oleh bidang porosnya yang miring.
·
Lipatan menggantung, diakibatkan salah satu gaya tangensial yang
terus bekerja sehingga salah satu sisi lain lebih miring. Sedemikian sehingga
kemiringan sayap dan kecuramannya sudah melalui poros vertikal.
·
Lipatan rebah, diakibatkan lipatan miring dan menggantung
mendapatkan gaya tangensial yang lebih besar dari yang lain.
·
Lipatan sesar sungkup, diakibatkan lipatan rebah tetap
mendapatkan tekanan gaya tangensial.
·
Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama
besar.
·
Lipatan monoklinal, yaitu pencuraman setempat di suatu daerah
yang umumnya ditandai kemiringan landai.
·
Lipatan terbuka, lipatan yang masih berpotensi lebih melengkung
lagi.
2.
Proses Patahan
Bentuk atau morfologi hasil tenaga tektonisme lainnya adalah patahan atau sesar. Bentuk alam
ini terjadi karena adanya proses pematahan (fault process) pada lapisan kulit
bumi. Prosesnya terjadi sangat cepat, sehingga lapisan-lapisan yang terkena
tekanan tidak sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan patah. Bentuk
patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan tenaga tekanan, sebagai
berikut :
Ø Adanya
tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama lain,
sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah
membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan bagian yang menonjol (horst);
Ø Adanya
tenaga endogen yang berarah vertikal;
Ø Adanya
dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah, sehingga menimbulkan
pergeseran batuan, yang disebut sesar
mendatar.
Alur akibat pecahnya
batuan pada proses patahan disebut alur patahan.
Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan merentang sepanjang benua. Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng. Beberapa patahan besar membelah tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau membuatnya amblas. Setelah gempa bumi, saat energi dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.
Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan merentang sepanjang benua. Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng. Beberapa patahan besar membelah tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau membuatnya amblas. Setelah gempa bumi, saat energi dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.
Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi yang pertama
sering terulang dan terus bertambah hingga menyebabkan gempa bumi.
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
C. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum
tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga
endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh
angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga
eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
·
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
·
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan
gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
·
Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami
penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan
pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil
aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui
tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga
air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu
kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan
atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap
saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan
terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan
dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga
ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media
penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa
batuan melalui media penghancuran, berupa:
·
Sinar matahari
·
AirGletser
·
Reaksi kimiawi
·
Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Proses pelapukan
terbagi jadi tiga, yaitu :
Ø
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan
penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak
mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan
suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu.
Ø
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah
susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua
macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Ø
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup,
seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn
(cacing tanah dan serangga).
2. Erosi
gambat erosi oleh angin
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan).
Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan
oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau
gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi
angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser
(glasial)'
Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat
tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena
erosi, sebagai berikut.
Ø Erosi percik, yaitu proses
pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
Ø Erosi lembar, yaitu proses
pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan
lembar ditandai oleh : coklat, warna air
yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang
Ø Erosi alur, adalah lanjutan dari
erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai
tempat mengalirnya air
Ø Erosi 'parit, adalah terbentuknya
parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus
berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah
sudah rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar